KARGOKU – LOGISTIK
Artikel dan Berita Logistik – Terusan KRA – Strategi mutakhir milik Thailand tersebut Kra dinilai akan mematikan perekonomian laut Indonesia jika tidak disikapi dengan bijaksana.
Menilik sejarah, Terusan Kra sudah dikonsep semenjak tahun 1677 oleh seorang insinyur berkebangsaan Perancis, De Lamar, atas perintah raja Thailand.
Sekarang, proyek ini merupakan joint venture antara Thailand dengan China yang bertujuan untuk memperpendek lintasan kapal dari Laut Andaman ke Laut Cina Selatan dan sebaliknya tanpa harus melintasi semenanjung Thailand.
Proyek ini juga sejalan dengan cita-cita China untuk memanggil ruh ekonomi yang hingga kini masih menjadi sejarah— jalur sutra laut.
Dampak Terusan Kra Bagi Negara Tetangga
Adalah hal yang logis bagi pengusaha untuk menyimpan $300.000 sebagai ongkos perjalanan kapal kargo seberat 100.000 ton daripada melewati Selat Malaka. Bagaimana tidak, selain hemat biaya, jarak yang ditempuh hanya 1.200 mil laut.
Tetapi makna implisit dari hal tersebut adalah usaha Thailand untuk menjadi pusat perdagangan di kawasan Pasifik dan Samudra Indonesia.
Bayangkan jika sebanyak 79.344 kapal kargo/tahun atau 217 kapal/hari (2015) mengganti rute ke Terusan Kra. Selain alasan efisiensi waktu dan biaya, keamanan pun perlu dipertimbangkan.
Jika pembangunan kanal ini terwujud, Singapura disebut-sebut akan paling terkena dampaknya karena kapal-kapal nantinya tidak harus melewati Negeri Singa dan Selat Malaka.
Sebagian pihak berpendapat pembangunan Kanal Kra ini tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap Indonesia. RI justru diharapkan dapat mengambil peluang jika proyek ini benar-benar terlaksana.
Malaysia juga akan sedikit terganggu. Tapi selama ini pun, pelabuhan-pelabuhan Malaysia juga hanya mampu mengambil alih sedikit jatah Singapura. Batam yang awalnya didesain untuk menyaingi posisi Singapura, hingga kini tidak mampu mengambil alih posisi Singapura.
Sementara bagi China, yang mengimpor minyak dari Afrika dan Timur Tengah, jarak tempuh pendek tentu berarti hemat waktu dan hemat uang. Sekaligus ini dapat menjadi pendorong bagi sejumlah pelabuhan China seperti di Shanghai, Hong Kong, dan Shenzen.
Ekonomi Thailand tentu dapat didorong melalui proyek semacam itu. Belum lagi ditambah manfaat potensinya termasuk biaya pelabuhan, tol, investasi asing, dan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah.