Usaha Kerajinan Tangan – KARGOKU
Usaha kerajinan tangan memiliki kekhasan yang tidak didapat dari barang yang dibuat langsung di pabrik. Potensi bisnis ini masih cukup luas, hal ini terbukti dari nilai ekspor produk kerajinan mencapai Rp 8 triliun pada tahun 2013.
Dimana pertumbuhan nilai ekspor untuk produk kerajinan mengalami pertumbuhan per tahun sebesar 5%. Selain pasar ekspor, pada tahun 2013 usaha kerajinan tangan mampu menembus angka Rp 40 triliun di dalam negeri.
Di tahun 2013 ada beberapa produk kerajinan tangan yang utama di pasar ekspor yaitu ornamen dari kayu mencapai nilai ekspor US$ 98,9 juta (Rp 980 miliar), frame dari kayu US$ 51,48 juta (Rp 514 miliar), keranjang dan anyaman US$ 69,57 juta (Rp 690 miliar), dan produk kerajinan untuk alat rumah tangga dengan nilai ekspor US$ 37,72 juta (Rp 370 miliar).
Bisnis kerajinan tangan buatan karya asli anak Indonesia, saat ini sudah banyak yang dilirik oleh pasar internasional. Kelebihan dari karya-karya tersebut adalah keunikan dan kerapihan dari hasil karya kerajinan tangan mereka.
Tas dari Enceng Gondok
Enceng gondok sering kali dianggap tanaman yang mengganggu karena jika enceng gondok dapat berkembang dengan sangat cepat dan banyak.
Di tangan Ferry Yuliana, enceng gondok bukan dianggap sebagai tanaman pengganggu, tetapi dijadikan sebagai bisnis usaha kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Keunikan yang dimiliki oleh Gendhis Bag yaitu 70% tas yang diproduksi di Gendhis Bag terbuat dari bahan alami dan dikerjakan dengan tangan sendiri.
Keunikan Gendhis Bag sudah menembus ke pasar mancanegara bahkan beberapa konsumen dari Jepang dan Amerika Serikat memesan langsung ke Gendhis Bag.
Baca juga : Tas Unik dari Anyaman Kulit dari Semarang
Keset Perca
Usaha kerajinan tangan dapat dikerjakan oleh siapa tidak terbatas usia ataupun kondisi. Irma Suryati adalah penderita difable yang berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan.
Usaha kerajinan tangan berupa keset kain perca sudah dirintis Irma sebelum tahun 1994. Usaha kerajinan tangannya berupa keset. Bentuk keset yang biasanya hanya berbentuk persegi panjang atau bulat, tetapi tidak dengan keset buatan Irma.
Keset buatan Irma dibuat dengan bentuk yang unik, seperti bentuk ikan, kura-kura, panda dan bentuk unik lainnya. Bahan baku yang digunakan untuk membuat keset adalah kain perca.
Usaha kerajinan tangan yang dilakukan oleh Irma tidak selamanya berjalan mulus. Pada tahun 2000 di saat omzetnya sudah mencapai angka Rp 850 juta, Irma mengalami musibah, harta miliknya habis terbakar yang membuat Irma harus memulai semua dari awal. Irma tidak berhenti untuk tetap membangun usaha kerajinan tangan keset percanya dan bisnis usaha kerajinan tanggannya tetap eksis sampai saat ini.
Hiasan Kulit Kerang
Berawal dari kecintaan terhadap kerang, Stephen Michael Tan membangun usaha kerajinan tangan yang berbahan dari kulit kerang yang bernama Fantasea Shells.
Stephen yang melihat banyaknya kulit kerang di sepanjang pesisir pantai Jawa Timur yang dianggap limbah, kemudian Stephen rubah menjadi hiasan mewah. Produk yang dibuat oleh Fantasea Sheels dapat digunakan sebagai ornamen atau aksesoris untuk mempercantik ruangan.
Material kerang oleh Fantasea Shells diolah menjadi aneka produk seperti lampu, hiasan, aksesoris, perabot rumah tangga dan peralatan makan.
Ada juga kerang yang dijadikan aneka hiasan. Selain menampilkan produk-produk kerang, Fantasea Shells juga menampilkan produk yang dibuat dari tanduk sapi dan kerbau yang dikeringkan dan diberi hiasan silver sehingga tampilannya mewah.
Fantasea Shells memasarkan produknya melalui pameran dan penjualan online. Keindahan produk Fantasea Shells berhasil memukau pasar mancanegara dimana 60% – 70% produksinya diekspor ke Amerika Serikat, Italia, Jepang dan Australia. Sisanya dijual secara langsung ke gerai yang ada di Bali dan Jawa Timur.
Bahan baku hiasan kerang Fantasea Shells sebagian besar didapatkan dari Kepulauan Maluku, Madura dan Jawa Timur. Sebagian kecil diimport dari Afrika dan negara lainnya.
Fantasea Shells memiliki omzet yang cukup besar. Omzet Fantasea mencapai US$ 100 ribu–US$ 200 ribu per tahun, dimana 40% diantaranya merupakan biaya produksi.
Baca juga : Buat Karyawan yang Ingin Mencari Tambahan Penghasilan, Bisnis Sampingan Karyawan bisa Menjadi Jawabannya
dan baca juga artikel UMKM lainnya