kargoku.id – H. Mohammad Jusuf Hamka atau yang akrab disapa dengan nama Babah Alun ini adalah pengusaha jalan tol dan juga filantropis. Perusahaannnya, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk dikenal sebagai raja jalan tol swasta di Indonesia.
Perusahaannya telah membangun banyak jalan tol mulai dari Tol Cawang-Tanjung Priok, hingga Tol Cileunyi – Sumedang.
Beliau lahir di Samarinda , 5 Desember 1957 dengan nama Alun Josef namun besar di Jakarta. Ia lahir dari keluarga keturunan Tionghoa sederhana dan banyak menghabiskan masa kecilnya di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Saat kecil ia berdagang asongan untuk menambah uang jajan di sekitar Masjid Istiqlal.
Berbagai jenis makanan dari es mambo hingga kacang-kacangan ia jual. Saat itu dagangannya selalu habis karena penampilannnya yang bersih dan lucu, terlebih saat itu hanya ia yang berperawakan Tionghoa diantara temannya yang penduduk pribumi dan beragama Islam.
Babah Alun sebenernya pernah berkuliah di beberapa perguruan tinggi, mulai dari kuliah di fakultas Hukum universitas 17 Agustus 1945 dan Kedokteran Universitas Trisakti pada 1974, lalu Bisnis Administrasi Columbia College, Vancouver, Kanada pada 1977, hingga FISIP Universitas Jayabaya pada 1980, namun taka da yang dituntaskan karena ia memang tidak suka formalitas.
Menurutnya sekolah hanya untuk belajar hingga mengerti dan mengetahui sistematika berpikir sehingga ia merasa tidak perlu gelar. Baginya yang penti ng ia mengetahui apa itu sospol, bisnis, sampai keodkteran.
Beratnya hidup dia rasakan karena tidak kunjung mendapat pekerjaan, padahal ia telah melamar ke lebih dari 200 perusahaan. Sehingga dirinya selama 14 tahun dari 1994-2008 tidak mempunyai pekerjaan tetap dan hanya ikut-ikutan teman.
Beliau sempat kembali ke Samarinda, tem[at keluarganya berasal dan bekerja sebagai supir traktor pembuat jalan untuk pabrik Plywood di desa Bukuan kecamatan Palaran, di pinggir Sungai Mahakam, dengan gaji Rp.750 ribu per bulan.
Babah Alun kemudian mencoba peruntungan di usaha kayu dan karirnya mulai melejit pada 1990. Ia juga banyak belajar daari kesalahan dan mulai menggeluti pekerjaan sebagai penasihat di tiga perusahaan, mulai dari PT Indosiar Visual Mandiri, PT Indocemenet Tunggak Prakasa, hingga akhirnya menjadi direktur utama di PT Citra Marga Nusaphala Persada.
Babah Alun mememluk agama Islam di usia 23 tahun, pada tahun 1981 dan saat itu diberi nama Jusuf. Melihat ketulusannya, Buya Hamka pun mengangkat Jusuf menjadi anak ideologisnya dan diberi nama ‘Hamka” dibelakang namanya.
Meskipun memiliki perusahaan dengan kapitalisasi pasar senilai triliunan rupiah, tapi ia justru tidak selalu nyaman memakai barang mewah. Ketika ada yang memberikannya jam tangan mewah , mobil mewah baru ia justru menjualnya dan membagikan hasil penjualannya untuk disedekahkan.