KARGOKU.ID- LOGISTIK. Indeks Logistik Indonesia (LPI) baru saja di dirilis Bank Dunia. Hasilnya dari seluruh negara indonesia berada di peringkat 46 dengan skor 3,15 atau naik dari posisi 2016 yang ada di rangking 63 dengan skor 2,98.
Kenaikan Indeks Logistik Indonesia tersebut merupakan pencapaian yang signifikan mengingat masih adanya kendala-kendala yang dihadapi Indonesia. Terutama pada tarif logistik yang masih terbilang tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.
Walaupun secara keseluruhan peringkat Indeks Logistik Indonesia membaik. Namun disisi lain posisi Indonesia justru turun dengan negara Asean lainnya dari peringkat 4 menjadi peringkat 5.
Data Logistic Performance Indeks 2018 menunjukkan Vietnam masuk ke posisi 39 setelah naik 25 peringkat, Laos naik 70 peringkat ke posisi 82, Filipina berada di posisi 60 setelah naik 11 peringkat, Thailand naik 13 peringkat menjadi rangking 32 dan Malaysia (41).
Indeks Logistik Indonesia Melakukan Pembenahan Kinerja Logistik
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) memberikan apresiasi kepada semua komponen-komponen pemerintah yang berkaitan dengan perdagangan internasional. Seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Dia mencontohkan, Kemenko Perekonomian mengerakkan Indonesia National Single Window (INSW) dan dijalankan oleh Kemenkeu hal ini merupakan terobosan yang patut diapresiasi sehingga bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Sehingga koordinasi antar instansi di pemerintah khususnya yang berhubungan dengan produk larangan terbatas itu lebih mudah.
Peningkatan skor Indonesia didukung oleh pertumbuhan dimensi pengiriman internasional (international shipments) sebesar 0,33 poin atau 11,4%, ketepatan waktu (timeliness) sebesar 0,21 poin atau 6,1% dan infrastruktur 0,25 poin atau 9,4%.
Adapun, dimensi pencarian barang (tracking/tracing) sebesar 0,11 poin atau 3,4%, kualitas dan kompetensi logistik sebesar 0,1 poin atau 3,3% dan dimensi kepabeanan mengalami penurunan 0,02 poin atau 0,7%.
Menurut ketua Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, analisis per dimensi itu menunjukkan dampak positif di sektor logistik dari hasil pembangunan infrastruktur dan peningkatan konektivitas yang tengah gencar dilakukan pemerintah. Namun, perlu adanya beberapa perbaikan agar kinerja logistik Indonesia bisa bersaing terutama dengan negara tetangga.
Disisi lain, Ketua ALI, Zaldy menyayangkan kenaikan peringkat LPI tidak memberi korelasi pada penurunan biaya logistik secara total. Menurutnya, penurunan biaya logistik karena infrastuktur dan deregulasi tertutup oleh tarif-tarif logistik yang semakin tinggi di pelabuhan dan bandara.
“Termasuk PNPB yang ditarik oleh departemen terkait. Diharapkan pemerintah serius untuk mengurangi tarif-tarif yang membebani logistik secara permanen. Baik itu pungutan resmi maupun pungli.
Kenaikan peringkat LPI ini diharapkan terus konsisten pada tahun-tahun mendatang. Sehingga Indonesia bisa semakin agresif dalam memperbaiki logistiknya.
Salah satu yang menjadi poin penting yang mempengaruhi indeks logistik meningkat adalah perbaikan manajemen, persaingan antar perusahaan logistik yang semakin kompetitif, dan penerapan teknologi informasi yang semakin maju.
Baca Juga: Sistem Keamanan Bandara Soekarno-Hatta Akan Berbasis Digital