kargoku.id– Otto Toto Sugiri – Otto Toto Sugiri adalah Presiden Direktur DCI Indonesia (DCII) yang menjadi orang terkaya ke-19 di Indonesia dengan kekayaan sebesar US$2,5 miliar atau sekitar Rp.35,75 triliun setelah perusahaan yang ia dirikan melantai di BEI pada Januari 2021 lalu dan harga saham perlembarnya melesat ribuan persen dari Rp.420 hingga mencapai Rp.44.975. Bahkan di titik tertingginya, DCII sempat menjadi saham termahal di BEI ketika menyentuh harga Rp.60.300.
Toto lahir di Bandung pada tahun 1953. Tahun 1980 ia kemudian memperoleh gelar master di bidang computer engineering dari RWYH Aachen German University, Jerman. Setelah lulus, Toto harus kembali ke Indonesia untuk merawat ibunya yang sakit, dan akhirnya memilih untuk menetap di Indonesia.
Toto mengembangkan proyek pertamanya yakni pemrograman local berupa perangkat lunak untuk perusahaan minyak hingga software pencairan pinjaman untuk nelayan di Papua.
Toto memulai karirnya di Bank Bali yang dimiliki pamannya, Djaja ramli sebagai IT General Manager pada tahun 1983. Disana Toto dan timnya mengembangkan software buatan sendiri untuk membantu proses komputerisasi dari back office hingga akuntansi.
Tahun 1989 Toto mendirikan PT Sigma Cipta Caraka bersama beberapa rekan kerjanya di Bank Bali yang ikut serta dengannya, termasuk Marina Budiman yang kini menjadi Presiden Komisaris DCI. Tujuan awal Sigma sederhana, yakni menjadi perusahaan software yang digunakan lebih dari 10 perusahaan.
Kenyataannya ternyata melampaui target yang ditetapkan, bahkan kliennya juga dating dari luar negeri.Sehingga ketika krisis 1998 melanda dan perusahaan lain banyak yang tutup, Sigma mampu bertahan karena memiliki cadangan USD yang cukup.
Pada tahun 1994, Toto mendirikan PT Indointernet yang menjadi cikal bakal kemunculan internet di Indonesia dan Bali Camp sebagai anak usaha PT Sigma Cipta Caraka. Namun perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus, Bali Camp ditutup setelah tragedy Bom Bali pada 2002.
Tahun 2008 Toto menjual 80% sahamnya du Sigma ke Telkom Indonesia senilai US$ 35 juta setelah meliha keseriusan pemerintah dalam mengembangkan sektor teknologi di dalam negeri yang sekarang dikenal sebagai Telkom Sigma. Dua tahun kemudian Toto menjual sisa 20% kepemilikannya di Sigma dan berpikir untuk pension. Namun ditahun 2011 Toto melihat peluang saat pemerintah membuka pintu untuk memperkuat pusat data negara. Di tahun 2011 Toto mendirikan DCI Indonesia bermodalkan US$ 200 juta.
Toto memastikan DCI mendapatkan sertifikasi Tier IV, klasifikasi tertinggi industri pusat data global pada tahun 2014 untuk menarik klien terbesar dan terbaik. Lalu melengkapi syarat perusahaannya sebagai pusat data dengan menjamin online selama 99,995% dan memilki cadangan listrik penuh jika terjadi pemadaman.
Pada tahun 2012, Toto menjabat sebagai Komisaris DCI Indonesia dan sejak tahun 2016 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Presiden Direktur DCI Indonesia. Kini DCI menjadi perusahaan penyedia data center terkemuka di Indonesia.Harga saham DCII terus naik apalagi setelah Anthony Salim, bos Indofood ini memborong saham DCII senilai Rp. 1 triliun.