kargoku.id – PT Blue Bird Tbk (IDX : BIRD) – Taksi Bluebird dimulai dengan bisnis taksi tanpa argo dengan nama Chandra Taxi pada tahun 1965 oleh alm. Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono. Seiring dengan perkembangannya, akhirnya dimulailah bisnis taxi Bluebird dengan 25 armada taksi. Blue bird mampu menjadi pelopor taksi yang memiliki armada terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2011, Bluebird mulai mengembangkan bisnis ke bidang lain.
Meskipun tetap fokus di bisnis transportasi penumpang, Bluebird melakukan ekspansi ke bidang logistik, property, industri dan alat-alat berat, sampai menyediakan layanan konsultasi IT. Ekpansi makin gencar dilakukan dapat terlihat pada tahun 2019, dimana Bluebird mulai fokus ke bisnis pergudangan, pos, dan kurir dengan mendirikan anak usaha baru yaitu PT Trans Antar Nusabird. Pada tahun yang sama, Bluebird juga melakukan akuisisi Cititrans, salah satu market leader dalam segmen executive shuttle.
Bluebird telah melakukan penawaran saham terhadapa public (IPO) pada tahun 2014. Dari tahun 2013 – 2015 perusahaan mampu membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang konsisten setiap tahunnya. Namun pada tahun 2016, sejak kehadiran taksi online yang mulai merubah gaya hidup masyarakat, pendapatan dan laba bersih perusahaan juga perlahan mulai turun.
Beberapa upaya yang dilakukan Bluebird untuk bangkit dari kondisi tersebut diantaranya dengan melakukan:
- Kerjasama dengan Gojek sejak 2017, agar taksi Bluebird dapat dipesan diaplikasi Gojek
- Investasi ke teknologi dengan menghadirkan MyBlueBird dan mulai mengalihkan metode pembayaran ke non tunai (cashless)
- Mengembangkan bisnis ke segmen penjualan mobil bekas dan logistik serta bekerjasama dengan Shopee untuk bisnis logistic
- Penambahan armada mobil listrik termasuk mobil Tesla diantaranya.
Selain bisnis taksi konvensional yang berubah menjadi bisnis yang terus “menurun” industrinya dan persaingan dengan transportasi online lainnya, pandemi juga menjadi faktir yang menjadi tantangan berat bagi perusahan untuk bertumbuh.
Namun demikian, perusahan dapat bertahan dalam kondisi industri saat ini. Kepercayaan manajemen akan kinerja perusahaannya sendiri juga terlihat dari aksi salah satu pemilik mayoritas perusahaan yaitu Purnomo Prawiro. Yang dalam setahun terakhir ini terus menambah kepemilikan saham Bluebirdnya, hingga saat ini porsi kepemilikannya telah menjadi 11,377%. Dimana secara keseluruhan, proporsi kepemilikan saat ini adalah Kel. Purnomo Prawiro dan Chandra Suharto sebesar 40,02%, PT Pusaka Citra Djokosoetono sebesar 31,52% dan publik sebesar 28,46%.
Produk dan jasa yang dikelola oleh Bluebird saat ini adalah taksi regular, taksi eksekutif, limusin dan sewa mobil, sewa bus, dan shuttle service.