Apakah Anda tertarik menjadi Digital Nomad Indonesia?
ARTIKEL BISNIS KARGOKU
Apakah Anda tertarik menjadi Digital Nomad Indonesia ? -Artikel Bisnis.
Budaya Kerja Digital Nomad Indonesia.
Budaya kerja secara nomaden atau berpindah-pindah lokasi, belum menjadi hal yang umum dilakukan di Indonesia.
Pada umumnya bagi masyarakat kita, bekerja adalah identik dengan melakukan pekerjaan secara rutin di kantor.
Biasanya, para pekerja memiliki kebiasaan untuk berangkat ke kantor pada pagi hari, dan pulang pada sore atau malam hari.
Beberapa pekerja ada yang mengenakan seragam kantor yang dikenal dengan istilah pakaian dinas harian, pakaian dinas lapangan, dan lain-lain.
Budaya kerja yang rutin dan teratur seperti ini sangat melekat di masyarakat Indonesia.
Bahkan beberapa orang masih ada yang tidak nyaman, jika bekerja tidak memakai seraga. Lokasi kerja bisa dimana saja dan waktu kerjanya fleksibel.
Sebagian masyarakat masih sering mempertanyakan tentang Digital Nomad Indonesia, karena belum menjadi budaya kerja di tanah air.
Apalagi jika melihat seseorang bekerja tanpa waktu kerja yang jelas, tempat kerja yang selalu berpindah. Terlihat tidak memiliki atasan dan saat bekerja hanya memakai kaos dan celana jeans atau pakaian kasual.

Kenyataannya, budaya kerja Digital Nomad Indonesia semakin menjamur dan diminati para anak muda atau Millennials.
Dengan berkembangnya teknologi informasi dan infrastruktur di tanah air, Para pekerja digital ini bekerja untuk berbagai sektor bisnis hanya berbekal perangkat pintar mereka seperti telepon genggam dan laptop. Tentunya mereka harus memiliki sambungan internet untuk melakukan pekerjaannya.
Hal ini menyebabkan, beberapa kantor mulai memberikan pilihan kepada karyawannya untuk dapat bekerja di luar kantor seperti di co working space, café, restoran atau dimana saja, dengan catatan tugas yang diberikan dapat dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan target.
Perkembangan ini, menyebabkan terjadinya perubahan budaya kerja di beberapa perusahaan.
Yang awalnya perusahaan sangat ketat terhadap jam masuk dan pulang kerja, sekarang para pekerja boleh memilih atau menentukan waktu kerjanya.
Begitu juga tentang tempat kerja, yang dulunya perusahaan selalu menyediakan meja kerja atau ruang kerja khusus bagi setiap pekerja.
Saat ini beberapa perusahaan mulai menyediakan meja dan kursi secara umum, artinya fasilitas ini dapat dipakai oleh setiap pekerja, tanpa memandang jabatan.
Perusahaan membuat desain tempat kerja dengan berbagai layout, tema dan suasana yang nyaman dan menarik.

Bahkan, beberapa perusahaan mulai memberikan kebebasan bagi karyawannya untuk menentukan lokasi kerja sendiri. Dengan catatan tugas masih dapat dikerjakan dengan baik dan komunikasi secara online dapat dilakukan kapan saja.
Tentu saja, hal ini dapat memberikan kenyamanan bagi sebagian pekerja yang menyukai perubahan dan dinamika.
Tetapi kondisi ini , belum tentu cocok bagi pekerja lainnnya, yang sudah terbiasa dengan rutinitas dan pola kerja lama.
Para pekerja yang sering berpindah lokasi kerja atau lebih memilih lokasi kerja yang tidak tetap ini, sering dikatakan sebagai Digital Nomad.
Digital Nomad berasal dari kata Digital Nomaden yang artinya pekerja yang memanfaatkan teknologi digital dan dapat bekerja dimana saja, asalkan ada koneksi internet yang baik.
Selama ini saya baru mengamati para Digital Nomad yang ada di Indonesia, sehingga mereka saya juluki sebagai Digital Nomad Indonesia.
Profesi Digital Nomad Indonesia biasanya selalu berkaitan dengan keahlian di bidang Digital dengan latar belakang dari berbagai industri seperti : WordPress Developer, Shopify Developer, Mobile App Developer, Copy Writer, Content Marketer, SEO Specialist, Social Media Marketer, Strategic Consultant, Graphic Designer, Web Designer, Online Language Teacher, Accountant or Book Keeper, Voice Talent, dan lain sebagainya.
Masa depan Digital Nomad Indonesia.

Saya belum menemukan riset terbaru, yang menceritakan secara detail tentang perkembangan Digital Nomad Indonesia selama beberapa tahun ini.
Meski demikian , kita dapat melihat di beberapa daerah mulai banyak dibangun coworking space, café dan tempat – tempat yang nyaman untuk bekerja secara lepas.
Beberapa Coworking space bukan hanya menyediakan tempat untuk bekerja, tetapi menyediakan fasilitas bagi pekerja untuk dapat menjalankan hobi seperti Fitness, Online Games, Nonton Film dan bermain Musik.
Bahkan, tempat ini dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan untuk komunitas atau acara seminar kecil dan kegiatan les anak.
Beberapa minggu lalu saya sempat mampir ke kota Semarang, tepatnya ke Kota Tua, disana ada Gedung Spiegel. Tempat ini menyajikan café dan coworking space bernama Impala Space, tempatnya sangat nyaman dan memadai untuk bekerja sebagai Digital Nomad Indonesia.
Saya mampir ke Yogya, disana juga sudah mulai menjamur coworking space seperti Jogja Digital Valley, Antologi Collaborative Space, Ekologi Desk & Coffee dan Lantai Bumi Coffee and Space.
Sedang di Jakarta, saya sudah 2 tahun ini sering bekerja dan rapat di beberapa coworking space seperti di Kekini, Workroom, Conclave, Rework dan Estubizi.
Sehingga, tidak ada kendala jika Anda ingin bekerja sebagai Digital Nomad di Indonesia.
Informasi yang disampaikan Temasek beberapa waktu lalu, bahwa diperkirakan pada tahun 2020. Sekitar 50% pekerja di Amerika Serikat lebih memilih menjadi Pekerja Independen atau Freelancer.
Hal ini , kemungkinan disebabkan karena bertumbuhnya berbagai industri Digital seperti Yahoo, Google, Facebook, Amazon, Whatsapp, Airbnb, Uber dan lain sebagainya.
Munculnya Industri ini, menyebabkan banyaknya pekerjaan atau profesi baru yang muncul di seluruh belahan dunia, yang sebelumnya tidak ada seperti yang dilakukan para Digital Nomad Indonesia.
Profesi sebagai Digital Nomad ini, tidak dituntut dengan jam kerja yang tetap, tidak diharuskan datang ke kantor setiap hari.
Bahkan tidak perlu mengikuti aturan-aturan kantor yang kaku dan birokratis seperti memakai seragam, menempati meja kerja yang sama setiap hari dan rapat-rapat rutin yang membosankan.
Budaya kerja seperti ini dapat mengurangi biaya tetap , mengurangi waktu yang terbuang percuma karena macet di jalan, serta dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
Tentu saja ada kelebihan dan kekurangan dari pola kerja Digital Nomad.
Bagi yang memahami apa tanggungjawab pekerjaannya dan dapat mengelola waktu dengan baik. Maka akan sangat menarik menekuni karir sebagai freelancer atau Digital Nomad.
Tetapi, bagi pekerja yang tidak dapat mengelola waktu dengan baik dan kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya atau masih memerlukan pengawasan kerja, maka pola kerja seperti ini belum tentu cocok.
Bekerja sebagai Digital Nomad Indonesia , akan menjadi alternatif solusi di masa depan bagi pekerja di perkotaan.
Kita melihat setiap hari, bahwa masalah kemacetan dan jarak kantor yang jauh. Menjadi masalah utama bagi mereka yang bekerja di perkotaan seperti di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung.
Dengan bekerja sebagai Digital Nomad, pekerja dapat memilih tempat kerja di rumah atau di berbagai kota seperti di Bali, Yogyakarta, Malang, Magelang, Menado, Danau toba, Raja Ampat, Halmahera, Belitung, Lombok atau lokasi lainnya yang menarik.
Dengan catatan disana ada koneksi internet, transportasi yang mudah dan tempat kerja yang nyaman dan aman.
Saya memiliki beberapa rekan yang sangat menikmati bekerja sebagai Digital Nomad.
Mereka merasakan ada suasana baru, lebih bisa memilih sendiri lokasi kerja. Lebih nyaman karena tidak diatur waktu dan dapat bertemu dengan rekan-rekan seprofesi.
Bagaimana dengan Anda, apakah tertarik bekerja sebagai Digital Nomad Indonesia?
Pilihan ini ada di Anda semua.
Baca juga : Payment Gateway Indonesia yang Terbaik Untuk Bisnis Online