Kargoku.id – Pernahkah kamu berpikir untuk memulai bisnis dengan cara yang lebih aman dan terstruktur? Mungkin kamu sudah mendengar tentang franchise dan tertarik untuk mencoba, terutama karena model bisnis ini sering dianggap lebih mudah dijalankan daripada memulai bisnis dari nol. Tapi kemudian muncul pertanyaan: Apakah franchise tergolong usaha UMKM? Pertanyaan ini penting, terutama bagi para pengusaha muda yang ingin memanfaatkan berbagai kebijakan dan insentif yang ditujukan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Bagi banyak orang, UMKM dianggap sebagai tulang punggung ekonomi nasional, berkontribusi besar terhadap lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi. Namun, memahami posisi franchise dalam kategori UMKM bisa sedikit rumit. Apakah franchise yang sering kali dihubungkan dengan merek besar bisa dianggap sebagai UMKM? Dan jika iya, apa saja kriteria yang harus dipenuhi?
Artikel ini akan membahas secara mendalam apakah franchise tergolong usaha UMKM, serta bagaimana kamu bisa memanfaatkan peluang ini jika berencana memulai bisnis franchise. Jika kamu seorang pengusaha muda yang ingin memahami lebih baik tentang dunia franchise dan kaitannya dengan UMKM, teruskan membaca, karena pengetahuan ini bisa menjadi langkah penting dalam perjalanan bisnismu.
Apa Itu Franchise?
Sebelum menjawab pertanyaan utama apakah franchise tergolong usaha UMKM, kita perlu memahami apa itu franchise. Franchise, atau waralaba, adalah model bisnis di mana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, produk, dan sistem operasional yang telah dikembangkan oleh franchisor. Sebagai imbalannya, franchisee biasanya membayar biaya awal dan royalti berkelanjutan kepada franchisor.
Franchisee mendapatkan keuntungan dari brand recognition dan sistem yang sudah terbukti, sementara franchisor dapat memperluas jangkauan bisnisnya tanpa harus mengelola langsung semua unit bisnis. Model ini telah terbukti berhasil dalam berbagai industri, mulai dari makanan dan minuman, ritel, hingga jasa seperti pendidikan dan kebugaran.
Definisi UMKM di Indonesia
Untuk memahami apakah franchise tergolong usaha UMKM, penting untuk mengetahui bagaimana pemerintah Indonesia mendefinisikan UMKM. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kriteria tertentu:
- Usaha Mikro: Memiliki aset maksimal Rp50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan omset maksimal Rp300 juta per tahun.
- Usaha Kecil: Memiliki aset antara Rp50 juta hingga Rp500 juta dan omset antara Rp300 juta hingga Rp2,5 miliar per tahun.
- Usaha Menengah: Memiliki aset antara Rp500 juta hingga Rp10 miliar dan omset antara Rp2,5 miliar hingga Rp50 miliar per tahun.
Berdasarkan kriteria ini, UMKM adalah usaha yang memiliki skala bisnis relatif kecil dan terbatas, baik dari segi modal, aset, maupun omset.
Apakah Franchise Tergolong Usaha UMKM?
Apakah franchise tergolong usaha UMKM adalah pertanyaan yang sering muncul, terutama mengingat adanya perbedaan signifikan antara franchisee dari merek besar dengan bisnis yang dimulai dari nol. Jawabannya tidak selalu sederhana, karena tergantung pada beberapa faktor.
1. Skala Usaha Franchisee
Yang pertama dan utama, skala usaha dari franchisee sangat menentukan apakah sebuah bisnis franchise dapat dianggap sebagai UMKM. Jika franchisee mengoperasikan satu atau dua gerai dengan aset dan omset yang memenuhi kriteria UMKM, maka bisnis tersebut dapat digolongkan sebagai UMKM. Namun, jika franchisee memiliki banyak gerai dengan aset dan omset yang melebihi batas UMKM, maka bisnis tersebut tidak lagi dapat dianggap sebagai UMKM.
2. Jenis Produk dan Layanan
Faktor lain yang mempengaruhi adalah jenis produk dan layanan yang ditawarkan oleh franchise. Beberapa franchise yang beroperasi di sektor yang memerlukan investasi besar, seperti hotel atau restoran skala besar, mungkin tidak memenuhi kriteria UMKM. Sebaliknya, franchise di sektor yang lebih kecil seperti kios makanan atau layanan kecantikan mungkin lebih cocok dikategorikan sebagai UMKM.
3. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan juga menjadi pertimbangan. Franchisee yang memiliki usaha sebagai bagian dari sebuah korporasi besar mungkin tidak akan dianggap sebagai UMKM, karena struktur dan skala operasional yang jauh lebih kompleks dan besar.
4. Kebijakan Lokal
Di Indonesia, ada kebijakan tertentu yang memungkinkan franchise kecil untuk diakui sebagai UMKM, terutama jika mereka memenuhi kriteria aset dan omset yang telah ditetapkan. Kebijakan ini penting untuk memastikan bahwa pelaku usaha kecil dapat tetap bersaing dan mendapatkan manfaat dari program pemerintah yang ditujukan untuk mendukung UMKM.
Kelebihan dan Kekurangan Franchise sebagai UMKM
Jika franchise dapat dikategorikan sebagai UMKM, ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Kelebihan:
- Dukungan dan Pelatihan: Franchise biasanya menyediakan pelatihan dan dukungan operasional, yang sangat membantu bagi pengusaha kecil yang baru memulai bisnis.
- Brand Recognition: Dengan menggunakan merek yang sudah dikenal, franchisee dapat lebih cepat menarik pelanggan daripada memulai dari nol.
- Akses ke Pembiayaan: UMKM sering kali mendapat prioritas dalam program pembiayaan pemerintah atau bank, yang bisa dimanfaatkan oleh franchisee yang memenuhi syarat.
Kekurangan:
- Biaya dan Royalti: Franchisee harus membayar biaya awal dan royalti, yang bisa menjadi beban bagi usaha kecil.
- Keterbatasan Inovasi: Sebagai franchisee, kebebasan untuk mengembangkan produk atau strategi pemasaran sendiri sangat terbatas, karena harus mengikuti aturan franchisor.
- Persaingan Internal: Dalam beberapa kasus, franchisee bisa menghadapi persaingan dari franchisee lain dari merek yang sama di daerah yang sama.
Kesimpulan
Untuk menjawab apakah franchise tergolong usaha UMKM, jawabannya sangat bergantung pada skala bisnis, jenis produk dan layanan, serta struktur kepemilikan franchise tersebut. Sebuah bisnis franchise bisa dianggap sebagai UMKM jika memenuhi kriteria aset dan omset yang ditetapkan oleh pemerintah, serta beroperasi pada skala yang lebih kecil.
Bagi para pengusaha muda yang tertarik untuk memulai bisnis melalui franchise, memahami posisi ini penting agar dapat memanfaatkan peluang dan dukungan yang tersedia bagi UMKM. Dengan begitu, kamu bisa memulai bisnismu dengan langkah yang lebih strategis dan terencana.
Mengenal posisi franchise dalam kategori UMKM dapat memberikan keuntungan kompetitif, terutama dalam mendapatkan akses ke sumber daya yang mendukung pertumbuhan bisnis.