PT Adaro Energy Tbk
Kargoku – PT Adaro Energy Tbk (IDX: ADRO) – adalah Perusahaan Indonesia yang adalah produsen batu bara terbesar di belahan bumi bagian selatan dan keempat terbesar di dunia. CEO Garibaldi Thohir (orang indonesia) memiliki kira-kira seperenam saham dari AdaroEnergi, senilai lebih dari $ 1 miliar.
Tahun ini keuntungan bersih perusahaan ini membaik kembali setelah jatuh 47% tahun lalu menjadi $ 245.000.000 (pada penurunan 4% menjadi $ 2,7 miliar). Pada semester pertama tahun ini Adaro sudah mendapatkan deviden bersih mendekati $ 268 juta, naik 113% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik 36% menjadi $ 1,8 miliar.
Sejarah PT Adora Energi Tbk
Sejarah Adaro diawali dari guncangan minyak dunia pada tahun 1970an. Hal ini membuat Pemerintah Indonesia merevisi perpindahan energinya, yang pada saat itu berfokus pada minyak dan gas, untuk mengikut sertakan batubara sebagai bahan bakar untuk penggunaan dalam negeri.
Dengan meningkatnya kebutuhan terhadap batubara pada tahun 1976, Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan membuka tender pada setiap blok-blok tersebut.
Perusahaan Pemerintah Spanyol, Enadimsa, memasang tawaran untuk Blok 8 di distrik Tanjung, Kalimantan Selatan, karena batubara diketahui keberadaannya di are tersebut dari singkapan yang telah dipetakan oleh ahli-ahli geologi Belanda pada tahun 1930an dan dari perpotongan pada sumur minyak yang telah dibor oleh Pertamina pada tahun 1960an.

Perjanjian Kerjasama Batubara Adaro Indonesia (CCA) ditandatangani pada tanggal 2 November 1982. Enadimsa melaksanakan pekerjaan eksplorasi di tempat perjanjian dari tahun 1983 hingga 1989, saat konsorsium yang terdiri dari perusahaan Australia dan Indonesia melakukan pembelian 80% kepemilikan Adaro Indonesia dari Enadimsa.
Hal yang penting adalah memilih rute transportasi untuk pengangkutan batubara, dan pengambilan keputusan untuk membangun jalan pengangkutan batubara sepanjang 80km yang terletak di sebelah barat Sungai Barito, daripada membangun jalan sepanjang 130 km yang terletak sebelah bagian timur dari Adang Bay di pesisir Kalimantan karena akan lebih cepat dan murah, dan terutama karena dapat menghindari jalan yang melalui Pegunungan Meratus.
Pada awal tahun 1990an, Adaro Energi mengembangkan studi kelayakan untuk menempatkan dasar pembangunan proyek.
Produksi batubara ditetapkan dari tambang Paringin karena memiliki nilai panas yang lebih tinggi daripada tambang Tutupan, dan tambang itu mempunyai lapisan penutup yang merisi batulumpur, batuan keras yang sesuai dalam konstruksi jalan.
Perusahaan berintegrasi sebanyak mungkin dengan masyarakat setempat, dimana seluruh karyawan, baik asing maupun lokal, di kota-kota setempat, dan rekrutmen difokuskan pada masyarakat setempat dengan komitmen untuk mengadakan pelatihan dalam skala besar.
Penggunaan jasa kontraktor secara maksimum dijadikan operasional, khususnya jasa kontraktor dan pemasok lokal jika memungkinkan. Langkah pertama dalam pengembangan deposit batubara adalah pengumpulan dana dan di bulan Mei 1990, dilakukan pendekatan dengan bank untuk pembiayaan proyek AS$28 juta.
Susunan Direksi
Garibaldi Thohir | Presiden Direktur |
Christian Ariano Rachmat | Wakil Presiden Direktur |
Theodore Permadi Rachmat | Wakil Presiden Komisaris |
David Tendian | Direktur Keuangan |
M Syah Indra Aman | Direktur Legal |
Julius Aslan | Direktur Independen |
Chia Ah Hoo | Direktur Operasional |