kargoku.id – PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (IDX : ROTI) – Adalah perusahaan dibalik merek Sari Roti. Perusahaan yang hanya menjual varian roti tawar, roti isi dan kue, ditengah-tengah kondisi pandemik, perusahaan masih bisa meraih omset hingga Rp.3,2 triliun di sepanjang tahun 2020.
Sejarah Berdirinya Sari Roti
1995 Berdiri sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing bernama PT Nippon Indosari Corporation
1996 Memproduksi roti “Sari Roti” dan mengoperasikan pabrik pertama di Cikarang
2005 Memiliki pabrik kedua di Pasuruan
2008 Memiliki pabrik ketiga di Cikarang
2011 Memiliki dua pabrik baru di Semarang dan Medan
2012 Pabrik keenam di Cibitung (Jawa Barat) dan menambah masing-masing satu lini mesin pada tiga pabrik sebelumnya
2013 Menambah dua pabrik baru di Makassar dan Palembang
2014 Dua pabrik baru berkapasitas ganda di Purwakarta dan Cikande (Banten)
2018 Pabrik ke-11 di Batam
2019 Menambah dua pabrik di Balikpapan dan Gresik
Ekspansi Perusahaan
Perusahaan tidak hanya terus melakukan ekspansi dengan membangun pabrik produksi di beberapa kota di Indonesia, tetapi perusahaan juga sempat melakukan ekspansi ke Filipina meskipun baru saja menjual seluruh kepemilikan entitas perusahaan, Sarimonde Foods Corporation (SMFC) ke MNC.
Saat ini perusahaan memiliki dua anak perusahaan, PT Mitra New Grain (MNG), entitas asosiasi yang bergerak dalam bidang produksi segala jenis tepung campuran dan adonan tepung yang sudah dicampur dan PT Indosari Niaga Nusantara yang bergerak di bidang perdagangan.
Kinerja Perusahaan
Sepanjang tahun 2020, perusahaan masih berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp.215,05 miliar, meskipun turun 28,55% dibanding tahun 2019. Dimana pendapatan perusahaan yang senilai Rp.3,21 triliun juga turun 3,74% disbanding tahun sebelumnya.
Penurunan ini diakibatkan oleh PSBB yang membuat perusahaan banyak kehilangan penjualan di beberapa titik lokasi seperti bandara, stasiun, tempat wisata hingga gedung-gedung perkantoran.
Dengan luasnya jangkauan distribusi serta lengkapnya pilihan roti, merek Sari Roti telah mengakar di masyarakat Indonesia dan menjadikan perusahaan sebagai pemimpin pasar untuk produk roti di Indonesia.
Perusahaan berkode ROTI ini pertama kali menawarkan sahamnya ke publik pada 28 Juni 2010 dengan harga Rp.1275 per lembar saham.
Sebelum itu di tahun 2013 perusahaan sempat stock split dengan rasio 1:5, jadi total kepemilikan saham yang awalnya 50.000 lembar menjadi 250.000 lembar.
Jadi kalau pada tahun 2010 lalu investasi sebesar Rp.63,75 juta, per 25 Mei 2021 investasi sudah menjadi Rp.337,5 juta. Itu artinya dalam 12 tahun ada kenaikan sebesar 430%. Itu baru capital gainnya saja, belum deviden yang perusahaan rajin bagi setiap tahunnya.
Menariknya meskipun perusahaan kehilangan penjualan di beberapa titik penjualan, tetapi penjualan di kawasan pemukiman justru naik setelah perusahaan memperkenalkan fitur pemesanan produk melalui WhatsApp dan chatbot.