PT Vale Indonesia Tbk
Kargoku – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) – IDX: INCO – adalah perusahan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. PT Vale adalahbagian dari Vale, perusahaan multitambang asal Brasil yang beroperasi di 30 negara dengan total pekerja dan kontraktor di seluruh unit bisnisnya mencakup 110.000 orang.
PT Vale menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte. Volume untuk nikel PT Vale rata-rata mencapai 75.000 metrik ton per tahunnya. Dalam memproduksi nikelnya di Blok Sorowako, PT Vale menggunakan teknologi pyrometalurgi atau smelting (meleburkan bijih nikel laterit).
PT Vale berdiri pada 25 Juli 1968 yang merupakan perusahaan tambang penanaman modal asing (PMA) dalam naungan Kontrak Karya yang sudah diamendemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku – 28 Desember 2025. Salah satu poin regenosiasi adalah pengurangan distrik Kontrak Karya dari sebelumnya seluas 190.510 hektar menjadi 118.435 hektar.
Selanjutnya, pada Maret 2017, PT Vale menggali wilayah seluas 418 hektar yang digunakan oleh pemerintah daerah sebagai tempat terpadu mandiri. Dengan demikian, luas distrik operasi Perseroan saat ini adalah 118.017 hektar meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektar), Sulawesi Tengah (22.699 hektar) dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektar).
Jejak Kontribusi PT Vale Indonesia
PT Vale (saat itu bernama PT International Nickel Indonesia) didirikan pada bulan Juli 1968. Kemudian di tahun itu PT Vale dan Pemerintah Indonesia menandatangani Kontrak Karya (KK) yang adalah lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk mengerjakan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel.

Sejak saat itu PT Vale memulai pembangunan smelter Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Melalui Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada bulan Januari 1996, KK telah dikelola dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember 2025.
Pada bulan Oktober 2014, PT Vale dan Pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan renegosiasi KK dan berubahnya beberapa ketentuan di dalamnya termasuk pada pelepasan areal KK menjadi seluas hampir 118.435 hektar.
Dalam bisnis dan operasinya, PT Vale membantu Sustainable Development Goals (SDGs) melalui praktik tambang yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan sosial. PT Vale memproduksi nikel berbasis energi terbarukan.
PT Vale memiliki tiga PLTA:
- PLTA Larona 165 MW (beroperasi 1979),
- PLTA Balambano 110 MW (1999)
- Dan PLTA Karebbe 90 MW (2011).
Dengan demikian 38% konsumsi energi operasional PT Vale bersumber dari energi terbarukan. Keberadaan PLTA tersebut mampu mereduksi rata-rata emisi karbon sebesar 500.000 ton CO2eq per tahunnya. PT Vale mengintegrasikan antara lahan tambang dengan reklamasi (pemulihan lahan) dan rehabilitasi (penanaman kembali).
Untuk kepentingan tersebut di bangun kebun bibit (nursery) seluas 2,5 hektar dengan kapasitas sebanyak 700.000 bibit (termasuk tumbuhan asli setempat dan tumbuhan endemik) setiap tahun. Nursery telah beroperasi sejak bulan April 2006.
Pada tahun 2018, PT Vale berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development untuk membuat dan mengeluarkan Dokumen Panduan Pengelolaan Biodiversiti Berkelanjutan. Aspek pengolahan limbah juga menjadi perhatian Vale Indonesia.
Dari hasil pengukuran kadar limbah cair di Danau Matano dan Danau Mahalona di Blok Sorowako sedang di bawah baku bobot yang telah ditentukan pemerintah. PT Vale menginvestasikan jutaan dollar untuk membangun 80 kolam pengendapan dan pengolahan air limbah berteknologi Lamella Gravity Settler yang adalah kesatu di industri pertambangan di Indonesia.
Pada aspek sosial, PT Vale PT Vale mewujudkan perannya sebagai katalis pemberdayaan masyarakat mengarah pada kemandirian berkelanjutan. Menjalankan program pemberdayaan berbasis jangka panjang (berkelanjutan), kemitraan tiga pilar (Pemerintah, Perusahaan, dan masyarakat), dan akuntabilitas serta transparansi.