Pelabuhan Malahayati, Rekam Jejak Perdagangan Aceh dan Dinasti Ming

Sejarah Pesona Keindahan Pelabuhan Malahayati

Pelabuhan Malahayati merupakan salah satu nama pelabuhan di Indonesia yang terletak di daerah Krueng Raya, Kota Banda Aceh.

Pelabuhan Malahayati ini sebelumnya dikenal sebagai pelabuhan penyeberangan kapal-kapal besar. Namun, saat ini sudah jarang sekali terlihat kapal-kapal besar yang berlabuh di pelabuhan ini.

Pelabuhan Malahayati
Aktivitas Layanan Peti Kemas

Berbicara tentang pelabuhan Malahayati, sudahkah Anda tahu tentang bagaimana sejarah dari pelabuhan yang memiliki pemandangan sangat mempesona ini? Bagi Anda yang belum tahu dan penasaran akan sejarah Malahayati, maka perhatikan penjelasan tentang sejarahnya berikut ini!

Sejarah Perkembangan Pelabuhan Malahayati

Pelabuhan Malahayati merupakan sebuah pelabuhan yang sudah ada dan dibangun sejak zaman Sultan Iskandar Muda.

Sebelumnya, pelabuhan ini sering disebut dengan Lamwuli. Hal itu dikarenakan Malahayati digunakan sebagai pelabuhan untuk tempat singgah para pedagang Cina.

Berdasarkan catatan Dinasti Ming yang menjelaskan tentang Aceh, dikatakan bahwa pada zaman Sultan Iskandar Muda, bangsa Cina sering melakukan perdagangan melalui pelabuhan ini.

Perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Cina di Kerajaan Lamwuli ini ialah berdagang batu akik, mulia, nila, hablur, badak, ayu gaharu, dan batu ambar.

Di samping itu, bangsa Cina pun mulai sering melakukan pembelian beberapa kebutuhan lain seperti kayu kelembak, keris, cengkeh, kayu sapan, belerang, pucuk, busur, timah, dupa, dan masih banyak lainnya.

Perlu Anda ketahui bahwa sebutan “Lamwuli” tersebut berasal dari bahasa Aceh yang memiliki arti sebuah Kerajaan Lamuri. Kerajaan tersebut dulunya terletak di sekitar posisi Pelabuhan bernama Malahayati saat ini.

Dikatakan bahwa Lamuri merupakan sebuah kerajaan yang terletak di Aceh yang dikenal memiliki corak budaya Hindu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, nama kerajaan ini pun mengalami perubahan. Nama Kerajaan Lamwuli berubah menjadi Kerajaan Aceh Darussalam. Perubahan nama tersebut terjadi saat raja dari Lamwuli tersebut mulai menjadi seorang mualaf dan memeluk agam Islam.

Pada masa sebelumnya pada tahun 1970, pelabuhan ini digunakan sebagai pelabuhan transit. Namun kemudian pelabuhan ini berubah dialih fungsikan menjadi sebuah tempat persinggahan kapal.

Lalu, setelah tragedi tsunami yang terjadi pada tahun 2004, akhirnya Malahayati ini pun tidak bisa gunakan sebagai tempat persinggahan kapal lagi. Namun, berkat pembangunan dan perbaikan kembali, akhirnya pada tahun 2007, pelabuhan ini dapat digunakan dan beroperasi lagi.

Demikianlah sejarah tentang pesona Pelabuhan Malahayati yang sangat menarik. Dari sejarah tersebut kita dapat belajar tentang perubahan-perubahan nama dan fungsi dari sebuah pelabuhan bernama Malahayati.

 

Baca Juga: Pelabuhan Teluk Bayur, Begini Kisah Pilu Dibalik Keindahannya!

Similar Posts