PT Astra International
Kargoku – PT Astra International (IDX: ASII) – Astra International merupakan perusahaan besar multinasional yang bertempat di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Di tahun 1990, perseroan merubah namanya menjadi PT Astra International TBK. Perusahaan ini masuk daftar Bursa Efek Jakarta pada 4 April 1990. Per 30 Juni 2018, mayoritas saham Astra dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage Ltd sebanyak 50,11%.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia yang berkantor pusat di Menara Astra, Jl Jendral Sudirman Selatan yang sebelumnya menempati Gedung AMDI di kawasan Sunter Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perseroan seperti tertuang dalam anggaran dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi.
Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor dengan sukucadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi. Hingga Desember 2017, Grup Astra memperkerjakan lebih dari 218.000 karyawan di 212 perusahaan, anak perusahaan dan entitas asosiasi. Jumlah ini bertumbuh hingga 221.719 per 30 Juni 2018.
Sejarah Astra International

Astra International pertama kali didirikan oleh Tjia Kian Liong (William Soerjadjaja), Tjia Kin Joe (Benyamin), dan Liem Peng Hong pada tahun 1950-an. Perusahaan ini tadinya menempati toko di Jalan Sabang no. 36A, Jakarta. Nama Astra sendiri diusulkan oleh Kian Tie, adik Kian Liong, dalam bahasa Latin yang berarti bintang. Ketiga pendirinya lalu mendaftarkan nama Astra International Inc. ke notaris Sie Khwan Djioe pada tanggal 20 Februari 1957 dengan modal sebesar 2,5 juta rupiah.
Pada awalnya, perusahaan ini menjadi penyalur dan importir limun merek Prim Club Kornet CIP. Selain produk impor, ada produk lokal dari Bandung seperti pasta gigi Fresh O Dent dan pasta gigi Odol Dent. Bisnis usahanya yang lain meliputi pengiriman fosfat alumunium, bohlam lampu, dan mengekspor kopra serta minyak goreng. Namun akhirnya Kian Liong yang mengelola Astra, karena Kian Tie bekerja di Palembang sementara Pang Hong dengan bisnisnya yang lain. Saham perusahaan ini seluruhnya menjadi Kian Liong pada 1961.
Setelah itu, Astra memulai era. Di waktu Demokrasi Terpimpin orde lama Presiden Soekarno, antara 1962 hingga 1964, Astra sempat menjadi pemasok lokal proyek pembangunan Waduk Jatiluhur. Memasuki tahun 1965, di tengah ekonomi yang buruk, Kian Liong mencoba mempertahankan agar tetap hidup. Lalu ia memindahkan kantornya dari Jalan Sabang ke Jalan Juanda III no 8.
Sepakterjang PT Astra International
Lalu perusahaan ini mendapat pinjaman dana dari USAID sebesar $2,9 juta untuk mengimpor apapun, termasuk truk-truk dari Amerika Serikat. Dia mengimpor 800 unit truk merek Chevrolet produk General Motors Co. dan menjualnya pada Pemerintah. Sayangnya, Astra tidak bisa mengimpor lebih banyak lagi truk-truk dari General Motors karena dianggap melanggar dan tidak memahami peraturan USAID yang tidak meperbolehkan perusahaan untuk memasok ke pemerintahan.
Pada tahun 1969, Astra pindah ke Jepang. Hideo Kamio, salah seorang mantan manager di Gaya Motor sewaktu zaman Jepang, bersikeras truk-truk Toyota yang akan masuk Indonesia dirakit di Gaya Motor. Mulai tahun 1970, Astra secara perlahan ditunjuk menjadi penyalur dari Jepang, di antaranya menjadi distributor tunggal sepeda motor Honda serta menyalurkan alat-alat perkantoran untuk Fuji Xerox di Indonesia.
Astra menjajaki bisnis perdagangan dan penyewaan alat berat melalui pendirian PT United Tractors pada tahun 1972. Sementara itu, Astra ditunjuk menjadi agen tunggal pemasaran produk-produk Daihatsu pada tahun 1973, hingga mendirikan PT Daihatsu Indonesia (kini PT Astra Daihatsu Motor) pada tahun 1978.
Selanjutnya penunjukkan Astra sebagai distributor kendaraan bermotor Toyota, Astra kemduian mendirikan ventura bersama dengan Toyota Motor Corporation di Jepang, yaitu perusahaan PT Toyota-Astra Motor (TAM) pada tahun 1971, yang menjadi perusahaan distribusi kendaraan bermerek Toyota di Indonesia.
Lini Bisnis Astra
Otomotif |
Jasa Keuangan |
Alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi |
Agribisnis |
Infrastruktur Dan Logistik |
Teknologi Informasi |
Properti |
Pada tahun 1990, Astra melalukan penawaran umum perdana atas 30 juta lmbar sahamnya di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia). Pada tahun 2004, Astra bekerja sama dengan Standard Chartered Bank menjalankan pengambilalihan atas Bank Permata, bank hasil merger dari lima bank yang sedang dibawah pemantauan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot.
Kepemilikan Astra bersama dengan Standard Chartered Bank sekitar 89,12% sejak 2006 hingga kini. Saat ini, 50,11 persen saham Astra International dikuasai oleh Jardine Cycle & Carriage Limited, sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura. Pada tahun 2016, Astra meluncurkan lini bisnisnya yang ketujuh, yaitu lini bisnis properti.
Filosifi Group Astra
Filosofi bisnis Grup Astra terdiri dari empat poin yang dikenal sebagai Catur Dharma. Filosofi ini muncul atas gagasan Gerry Kasih (Perencanaan Perusahaan Astra). Dengan keinginan untuk mewariskan nilai-nilai yang dimiliki William Soeryadjaja yang disetujui pada 20 Desember 1982.
- Menjadi Miliki yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.
- Memberi Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan.
- Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama.
- Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik.