kargoku.id – PT Bank Syariah Indonesia Tbk adalah lembaga perbankan syariah yang merupakan hasil gabungan anak perusahaan BUMN bidang perbankan yaitu BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah yang berdiri pada 1 Februari 2021. Tentunya memiliki potensi yang besar dalam pengembangan bisnisnya, mengingat saat ini Indonesia menjadi negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dengan jumlah perkiraan penduduk mencapai 229 juta orang atau 87,2 % dari total penduduk Indonesia atau 13% dari total populasi muslim di seluruh dunia.
Sejarah berdirinya bank ini diawali dengan berdirinya Bank Jasa Arta pada tahun 1969. Kemudian bank ini diakusisi oleh bank BRI pada 19 Desember 2007. Setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008, akhirnya resmi beroperasi PT Bank BRI Syariah, dimana hal ini merubah kegiatan usahanya dari konventional menjadi perbankan dengan prinsip syariah. Kemudian akhirnya pada 1 Februari 2021, BRI Syariah ini di merger dengan 2 bank lainnya dan menjadi Bank Syariah Indonesia.
Mergernya ketiga bank ini, menjadikan kepemilihan saham Bank Syariah Indonesia ini menjadi milik PT bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 50,95%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) 24,91%, PT bank rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,29%, DPLK BRI-Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.
Mergernya bank ini disambut baik oleh masyarakat Indonesia, hal ini terlihat naiknya kapitalisasi pasarnya naik beberapa kali lipat, dimana market cap BRIS saat IPO baru sebesar Rp.4,96 triliun, saat ini telah mencapai 85 triliun. Berdasarkan data yang ada saat ini, setelah merger tersebut bank memiliki 1200an kantor cabang, Rp.239,56 triliun total asset dan Rp.22,61 triliun total modal. Dengan demikian menempatkan Bank Syariah Indonesia berada pada urutan ke-7 bank terbesar di Indonesia dari segi kepemilikan asset.
Menariknya juga adalah adanya visi Bank Syariah Indonesia dalam waktu 5 tahun ke depan untuk menjadi Bank Syariah yang masuk ke dalam 10 besar menurut kapitalisasi pasar secara global. Saat ini sendiri, posisi Indonesia khususnya di sektor finansial, masih menempati urutan ke enam, masih tertinggal dari negera tetangga Malaysia yang berada pada urutan pertama sebagai negara dengan ekosistem ekonomi syariah terbaik dunia.