kargoku.id/– PT Allo Bank Indonesia Tbk (IDX : BBHI) – Perusahaan ini awalnya bernama PT Bank Arta Griya yang didirikan pada tahun 1992. Dalam perkembangannya mengalami perubahan nama menjadi PT Bank Harda Griya, yang dikenal dengan sebutan Bank Harda. Pada tahun 1996, terjadi perubahan nama lagi menjadi PT Bank Harda International (BHI).
Bank Harda kemudian go public pada tahun 2015. Sejak tahun 2014, pendapatan dan laba bersih Bank harda cenderung tidak konsisten. Ada tahun-tahun dimana Bank Harda menghasilkan keuntungan maupun membukukan kerugian. Kerugian yang cukup besar terjadi pada tahun 2015, 2018 dan 2019, dimana perusahaan mengalami cukup dalam.
Menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk pada Juni 2021 setelah mayoritas sahamnya diakuisisi oleh Chairul Tanjung melalui CT Corpora.
Harga sahamnya naik cukup tinggi dalam 3 tahun terakhir spalagi setelah Allo Bank resmi mendapatkan izin sebagai bank digital dan masuk Grup Salim melalui PT Indolife Investama perkasa serta PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebagai pemegang saham mayoritas. Dengan masuknya dua perusahaan ini membuat semakin kuat perusahaan secara ekosistem fisik maupun digital. Apalagi Salim group dan CT Corpora terkenal sebagai grup konglomerasi yang aktif di berbagai industri, mulai dari keuangan, media, ritel, property, lifestyle & entertainment hingga ke sumber daya alam.
Kekuatan gabungan dari ekosistem Allo Bank ini diharapkan mampu melayani mayoritas masyarakat yang selama ini belum mampu mengakses layanan perbankan terutama kredit karena dianggap unbankable.
Meskipun sempat menghadapi tingginya kredit bermasalah dan asset non produktif namun kebijakan dan langkah strategis yang diambil perseroan dengan melakukan penguatan permodalan, efisiensi biaya serta penyelesaian kredit bermasalah dan asset non produktif membuahkan laba bersih di tahun 2020 dan 2021. Apalagi setelah dilakukan 3 kali right issue, struktur permodalan perseroan juga semakin kuat dalam rangka meningkatkan modal inti Perseroan menjadi KBMI 2 atau masuk dalam kelompok bank dengan modal inti lebih dari Rp 6 triliun sampai dengan Rp 14 triliun.
Dengan masuknya Allo Bank kedalam ekosistem dengan modal inti diatas Rp 6 triliun tersebut, membuat perusahaan akan berkompetisi dengan bank digital lain seperti Bank Jago yang masuk dalam ekosistem GoTO serta Seabank dengan ekosistem milik Shopee. Belum lagi dengan bank digital milik bank konvensional lain seperti Blu by BCA Digital, Livin’ by Mandiri, Jenius BTPN, TMRW by UOB, Digibank by DBS dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan aplikasi bank digital lain yang sudah hadir terlebih dahulu, aplikasi Allo Bank diinformasikan baru akan resmi diluncurkan pada Maret 2022 ini. Dengan target pengguna mencapai 50 juta pengguna dalam 1 tahun.